19 November 2013

Leadership Quote of the day (19.11.13)

A true leader has the confidence to stand alone, the courage to make tough decisions, and the compassion to listen to the needs of others. He does not set out to be a leader, but becomes one by the equality of his actions and the integrity of his intent. — Douglas MacArthur

Kepemimpinan Musa - Rela Berkorban

ga berasa dah sebulan sejak post terakhir dan akhirnya belum ada update lanjutannya. hahaha.tapi kali ini pun bukan update lanjutan.. hanya ingin membagi sesuatu yang sedang ak pikirkan dan pas dengan ayat yang ak baca kemarin.

"Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kau tulis." - Kel 32:32

Hm.. kalau tidak salah waktu kapan itu pernah ada yang bahas ayat ini, tapi ak lupa pas kotbah ato di doa pengerja atau doa apapun lah.. Kemarin ini pas baca cerita itu jadi keinget lagi.
Musa. Salah satu tokoh alkitab yang banyak diambil sebagai contoh jika berbicara mengenai pemimpin. Kalau mau cari buku yang bahas tentang kepemimpinan Musa pasti ada, tapi jangan tanya sekarang yah, harus cari dulu. pernah lihat tp ga inget. hehehe.
balik lagi.. kalau baca 1 pasal di keluaran 32 itu, ceritanya sebenarnya tentang bangsa Israel yang karena ditinggal Musa naik ke gunung Sinai ketemu Tuhan kelamaan ga balik-balik jadi mereka minta sama Harun untuk buatin allah buat mereka. akhirnya dibuatlah anak lembu emas. setelah itu Tuhan suruh Musa turun dan singkat cerita Tuhan bilang sama Musa kalau Dia mau membinasakan bangsa Israel.
Nah, setelah itu barulah kutipan ayat di atas muncul. Musa berperan sebagai pemimpin mencoba melunakkan hati Tuhan supaya tidak membinasakan bangsa Israel.
Satu hal yang ak dapat, Musa tahu kalau bangsanya salah di hadapan Tuhan, tapi sebagai pemimpin dia tidak lari dari tanggung jawab dan menyalahkan bangsanya. di hadapan Tuhan. Musa berdiri membela bangsanya, sampai-sampai taruhannya adalah minta namanya saja yang dihapus dari kitabNya Tuhan kalau Tuhan tidak mau mengampuni dosa mereka. Benar-benar sikap seorang pemimpin yang rela mengorbankan nyawanya. Jadi ingat tentang cerita gembala yang baik vs gembala upahan (kalau tidak salah di Yoh 10).

Ak sempat share sama seorang teman tentang apa yang ak dapat di atas. Dan balasan yang ak terima cukup mengejutkan, tidak terpikirkan sama sekali dan membuat ak merenungkan hal tersebut dan jadi berpikir..
Temanku bilang seperti ini: "memang yah if nations failed, yang harus disalahkan pemimpinnya. tapi tidak semua orang punya that kind of humility. If a ministry didn't work well, can you stand as a leaders and said it's my faults?" dan lalu dia bertanya "siapkah kamu di posisi itu?"
leaders (siapapun yang sudah dipercayakan sebagai pemimpin), apa yang akan kalian jawab untuk pertanyaan itu? apakah kalian siap jika ada di posisi itu?
menurutku itu pertanyaan yang susah untuk dijawab tapi situasi seperti itu mungkin saja datang. jawabanku adalah siap ga siap harus siap. resiko jadi seorang pemimpin. saat kita ada di posisi seperti itu, rasanya tidak mungkin kita salahin orang yang di bawah kita karena yang akan dilihat oleh pemimpin kita bukan mereka tapi kita sebagai pemimpinnya. ujung-ujungnya balik lagi masalah pertanggung jawaban kita kepada pemimpin atas orang yg dipercayakan kepada kita.

terakhir, ada sebuah quote yang bagus untuk direnungkan:
    At the end, it's not about who, when, where, or how many people that you lead, but HOW you lead.