29 Januari 2008

Apakah kau memiliki cukup waktu?

Anak-Ku..... ..
Saat kau bangun dipagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau
akan berbicara kepada-Ku, walaupun hanya sepatah kata, meminta
pendapat-Ku atau bersyukur kepada-Ku atas sesuatu hal indah yang
terjadi di dalam hidupmu kemarin, tetapi aku melihat engkau begitu
sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.

Aku kembali menanti..... ..
Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu
untuk berhenti dan menyapa-Ku, tetapi engkau terlalu sibuk.
Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit
tanpa melakukan apapun.

Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu.
Aku berpikir engkau ingin berbicara kepada-Ku, tetapi engkau berlari
ke telepon dan menelepon seorang teman
untuk mendengarkan gosip terbaru.
Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan
sabar sepanjang hari.
Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk
mengucapkan sesuatu kepada-Ku.
Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang kesekeliling, mungkin
engkau merasa malu untuk berbicara kepada-Ku, itulah sebabnya
mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa
temanmu berbicara kepada-Ku dengan lembut sebelum mereka makan,
tetapi engkau tidak melakukannya.

Tidak apa-apa..... ....
Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara
kepada-Ku, meskipun saaat engkau pulang
ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.
Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau
menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton
televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu ke sana dan
menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan
apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.

Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan
menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepada-Ku.
Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan
selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan
tertidur tak lama kemudian.
Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu
hadir untukmu.
Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang
lain.
Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa
atau pikiran atau syukur dari hatimu.
Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali.
Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi-
Ku sedikit waktu.
Semoga harimu menyenangkan.


Bapamu di Sorga.

Tidak ada komentar: