31 Oktober 2012

Memilih Pasangan Hidup

Hmm... ini artikel yg ak ketemu di salah satu forum kristen.. mungkin bisa memberkati dan berguna sbg panduan. hehehe.

Kriteria memilih Pasangan Hidup

1. Komitmen Terhadap Pertumbuhan Pribadi
Inilah kriteria utama yang perlu ada dalam diri calon pasangan hidup
kita. Komitmen terhadap pertumbuhan pribadi artinya :
a. Si dia bersungguh-sungguh terhadap Firman Allah dan gaya hidup yang
saleh
. Si dia benar-benar yakin bahwa Alkitab adalah sumber iman
satu-satunya. Dia meyakini mutlak kekuatan Firman Allah. Dia bersedia
hidup menurut apa yang diajarkan Alkitab seperti : Kasih, Pengampunan,
Penerimaan, Saling Menghormati, Kehidupan Berkeluarga dsb (1 Yoh 4
:7,12)
b. Si dia bersedia dibantu dan menerima bimbingan. Bantuan itu bisa
berupa buku-buku, kaset kotbah, seminar-seminar, dan bila perlu
konseling pribadi. Amsal 12:1 berkata ”Untuk belajar, Anda harus
bersedia diajar.” Tidak ada hubungan yang langgeng apabila salah satu
pasangan menolak mencari bimbingan jika diperlukan. Kriteria ini harus
Anda temukan sedini mungkin dalam diri si dia
c. Si dia harus menyadari kelemahan dan masalah emosinya. Sungguh
bahaya terlibat dengan seseorang yang tidak menyadari kelemahannya dan
area yang rawan masalah. Tidak ada kebohongan yang lebih menyesatkan
daripada “Errrr… saya baik-baik saja! Saya tidak bermasalah; jangan
kuatir”. Yakobus 5:16 berkata, agar kita dipulihkan dari segala luka
yang menyakitkan, kita perlu saling mengakui kesalahan kita dan saling
mendoakan. Keangkuhan dan keras kepala hádala jalan pintas menuju
perpecahan.
d. Si dia harus memiliki target pribadi yang real untuk berubah. Dengan
kata lain, kita dapat melihat secara spesifik perubahan positif yang
terjadi pada dirinya dari waktu ke waktu. Betapa pentingnya menemukan
seseorang yang bukan hanya rindu untuk bertumbuh, tetapi
sungguh-sungguh melakukannya. Seorang yang tegas, beriman, berani
menghadapi ketakutannya, memperbaharui pikirannya dan berdoa untuk
perubahan. Ia tidak perlu didorong-dorong untuk bertumbuh. Karena ia
sendiri menginginkannya. (1 Kor 9:26) Banyak sekali orang yang sekedar
basa basi bilang mau berubah, tetapi ketika diperhadapkan kepada
situasi yang sesungguhnya, ia menghindar.

2. Keterbukaan Emosional
Hubungan yang intim tidak terjalin lewat berbagi tempat tinggal, tempat
tidur, atau kamar mandi saja; tetapi dengan berbagi perasaan. Si dia
harus memiliki kepekaan. Artinya si dia tahu apa yang sedang
dirasakannya dan rindu berbagi perasaannya denganmu, dan tahu cara
mengungkapkan perasaannya. Apa gunanya tinggal bersama seseorang yang perasaannya tumpul ? Tinggal
bersama seseorang yang tidak mampu berbagi perasaannya sungguh
tersiksa. Amsal 18:14 berkata ”Orang yang bersemangat dapat menanggung
penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”

3. Integritas
Ini adalah konsistensi dari karakter. Tindakanmu cocok dengan
perkataanmu. Pilihanmu cocok dengan visimu. Perilakumu cocok dengan
keyakinanmu.

4. Dewasa dan Bertanggung jawab
Banyak sekali orang yang belum siap masuk dalam suatu hubungan
berkomitmen. Sekalipun mereka terlihat sangat menyenangkan, dan bahkan
sangat mencintaimu, tetapi apabila si dia belum mencapai tingkat
kedewasaan tertentu, maka Anda akan merasa sedang mengadopsi seorang
anak daripada seorang kekasih. Pada akhirnya Anda akan merasa ”Saya
sangat mencintai si dia, dan saya juga berharap si dia akan bertumbuh.”

5. Memiliki Citra Diri Yang Sehat
Yesus berkata ”Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Artinya si
dia hanya bisa mengasihimu sebesar ia mengasihi dirinya sendiri.
Seorang yang citra dirinya sehat mengasihi karena ia merasa dirinya
baik. Semakin sehat citra diri si dia semakin kuat hubunganmu.

Apa ciri-ciri orang yang citra dirinya sehat ?
- Ia tahu siapa dirinya di dalam Kristus. Ia memiliki pengertian yang
Alkitabiah tentang posisi dan otoritasnya sebagai anak Allah
- Ia tidak melecehkan dirinya, melainkan merawat dirinya dengan baik.
- Ia tidak membiarkan orang lain melecehkan dirinya.
- Bersikap proaktif (tidak pasif)

6. Bersikap Positif Dalam Hidup Ini
Kasih adalah positif. Ia tumbuh di dalam atmosfir yang positif. Ia
tenggelam di dalam atmosfir yang negatif. Hubungan jauh lebih mudah
dibangun dengan orang yang positif. Konflik akan lebih cepat
diselesaikan, sedkit saling menyalahkan dan ada kerjasama yang baik
karena kasih.

7. Ada perasaan tertarik
Sekalipun ini bukan termasuk dalam kualitas karakter, namun tanpa
perasaan itu Anda tidak akan pernah mengalami jatuh cinta. Mungkinkah
kita memiliki pernikahan yang bahagia dengan seseorang yang kita tidak
tertarik ?

Salam...
GBU

Tidak ada komentar: