20 Oktober 2010

Keajaiban Lemon

Lemon bisa dijadikan tempat pengumpul tusuk gigi bekas, atau untuk membersihkan parutan.

Rabu, 20/10/2010 | 13:14 WIB

KOMPAS.com - Lemon ternyata bukan hanya berguna untuk menghilangkan bau amis atau menyedapkan rasa. Banyak sekali kegunaannya, dari memutihkan pakaian hingga membersihkan talenan. Pekerjaan Anda jadi lebih mudah, rumah pun harum akibat pewangi alami dari lemon.

Mencerahkan pakaian
Ketimbang menggunakan pemutih pakaian, tambahkan 1/4 hingga 1/2 cangkir jus lemon ke dalam cucian Anda. Pakaian putih yang semula memudar, akan menjadi cerah lagi.

Pereda nyeri tenggorokan
Tenggorokan nyeri memang paling tidak nyaman. Untuk meredakannya, potong lemon menjadi dua, lalu tusukkan satu potongan ke tusuk sate, dan bakar di atas nyala api sedang atau pembakar elektrik dalam pengaturan tinggi. Panggang sampai kulitnya berubah menjadi coklat keemasan. Biarkan menjadi dingin, lalu campurkan perasan airnya dengan satu sendok teh madu. Telan.

Mencegah apel jadi coklat
Ketika dikupas dan dibiarkan terpapar udara,warna buah apel dan kentang bisa berubah menjadi coklat. Untuk mencegahnya menjadi kecoklatan, perciki dengan perasan lemon.

Dekorasi meja
Buat meja makan Anda menjadi lebih menarik dan menggugah selera makan. Caranya dengan mengisi mangkuk dengan buah lemon, lalu letakkan di tengah meja. Atau pajang sederet lemon di ambang jendela.

Tempat tusuk gigi
Tusuk gigi bekas pakai yang berserakan di piring, di meja, atau di lantai, memang kurang sedap dipandang. Untuk mencegah orang membuang tusuk gigi sembarangan, taruh lemon di atas meja, lalu tusukkan satu batang tusuk gigi di situ. Dengan demikian orang lain tahu bahwa lemon itu digunakan untuk mengumpulkan tusuk gigi bekas pakai.

Membersihkan parutan
Setelah digunakan untuk memarut keju atau bahan makanan lain yang gampang lengket, bersihkan kedua sisi parutan dengan lemon (bagian dagingnya) untuk menghilangkan sisa makanan yang menempel.

Memeras lebih gampang
Memeras lemon kadang membutuhkan usaha keras. Untuk membuat upaya Anda lebih ringan, hangatkan dulu lemon selama 20 detik di dalam microwave.

Membersihkan talenan
Untuk membersihkan noda makanan yang membandel dari talenan kayu atau plastik, potong lemon jadi dua, peras dan kucurkan ke permukaan yang kotor, gosok, lalu biarkan selama 20 menit sebelum dibilas.


DIN

Editor: Dini

Sumber: Real Simple

Diambil dari: kompas.com

14 Oktober 2010

Pemimpin yang patut menjadi teladan

Pemimpin Penambang Diselamatkan Terakhir
"Selama 70 hari kami berjuang sangat keras untuk tidak menyerah. Kami punya kekuatan."
KAMIS, 14 OKTOBER 2010, 08:51 WIB
Renne R.A Kawilarang

VIVAnews - Suasana suka cita bercampur haru melanda pertambangan San Jose, Chile, saat Luis Alberto Urzua muncul dari bawah tanah, Rabu tengah malam 13 Oktober 2010 waktu setempat (Kamis pagi WIB).

Dia adalah pemimpin dari 33 pekerja tambang yang lebih dari dua bulan terjebak di bawah tanah sedalam 700 meter. Namun, Urzua merupakan orang terakhir yang diselamatkan.

Semua orang, termasuk Presiden Sebastian Pinera, bersorak ketika Urzua muncul dari bawah tanah dengan kendaraan kapsul pertolongan, Phoenix. "Kita sudah melakukan sesuatu yang ditunggu-tunggu seluruh dunia," kata Urzua kepada Presiden Pinera yang tak segan-segan memeluknya.

"Selama 70 hari kami berjuang sangat keras untuk tidak menyerah. kami punya kekuatan, punya semangat, dan berjuang demi keluarga. Itulah hal yang terbesar," lanjut Urzua seperti dikutip kantor berita Associated Press. Ini merupakan sejarah baru dimana 33 orang berhasil diselamatkan setelah 70 hari terjebak di bawah tanah.

"Kamu kini tidak lagi sama, begitu pula dengan bangsa ini yang tidak lagi sama setelah peristiwa ini. Kamu telah menjadi inspirasi. Ayo, peluklah istri dan putrimu," kata Pinera kepada Urzua. Tak lama kemudian, mereka bersama memimpin massa bernyanyi lagu kebangsaan Chile.

Pinera dan banyak warga Chile sangat bangga dengan Urzua. Pria berusia 54 tahun itu memang terbukti sebagai pemimpin tangguh.

Urzua memimpin grup pekerja tambang yang terjebak di dalam tanah pada 5 Agustus lalu setelah jalur keluar ke permukaan tertutup akibat reruntuhan batu. Namun, Urzua tidak panik. Dia berhasil memimpin rekan-rekannya untuk tetap bertahan hidup dengan perlengkapan seadanya selama 17 hari sebelum akhirnya menerima pasokan logistik dari tim penyelamat sambil memberi tahu bahwa mereka masih selamat.

Selama terjebak, Urzua mampu menenangkan para anak buah, yang berasal dari beragam umur dan latar belakang. Sebelum menerima pertolongan dari atas, ayah empat anak itu juga mengendalikan jatah makanan agar masing-masing pekerja mendapat asupan yang cukup selama dua setengah pekan.

Urzua pula yang pertama kali berbicara kepada Presiden Pinera saat masih terjebak. "Jangan tinggalkan kami sendiri," kata Urzua.

Saat operasi penyelamatan mulai dilakukan, Urzua menolak untuk diangkat sebelum semua anak buahnya dievakuasi. "Dia mampu membangkitkan semangat bagi banyak orang dan begitu bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semuanya sudah beres," kata salah seorang tetangga Urzua seperti yang dimuat di laman Monterey Herald.

Itulah sebabnya setelah 32 pekerja berhasil selamat, Urzua akhirnya menjadi pekerja terakhir yang naik ke permukaan. Inilah contoh pemimpin yang bertanggung jawab. (umi)


Sumber: VivaNews

06 Oktober 2010

PenyertaanNya sempurna

cuma 2 kata yg tak henti-hentinya ingin kukatakan saat ini. THANKS GOD.
penyertaan Tuhan itu sempurna. bener banget. Hari ini untuk kesekian kalinya Tuhan nunjukkin penyertaanNya atasku. benar2 apa yg ga pernah aku pikirkan Dia sediakan untukku. =)
Sekitar jam 4 sore tadi, di luar hujan sangat amat deras sekali.. kalau aku perkirakan mungkin badai tuh di bawah, krn berdasarkan pemandangan dr lantai 28, yg terlihat hanya kabut putih menyelimuti jakarta. Saat itu doaku hanya semoga jam 5 hujan sudah lebih reda atau malah sudah berhenti.
Ternyata jam 5 hujan belum berhenti, tp puji Tuhan dah sedikit mereda.. rencana awal mau diajak makan sama relasi papa di Central Park, tp ternyata beliau sakit, jd batal ke sana. ok, kalau begitu ga jd ikut sampai slipi dan aku memutuskan utk nunggu bus dr dpn gedung kantor.
saat menunggu, doaku adalah semoga dpt bus 85 yg terbaik, bisa dpt tmp duduk.. atau cici yg rumahnya dkt rumah segera terlihat keluar dr parkiran n menawarkan tebengan. :D benar2 hanya itu saja doaku di tengah hujan yg rintik2 itu.. tp ternyata Tuhan kasih yg tidak aku doakan, bahkan saat itu tidak ada di pikiranku.. yg lewat ternyata bukan metro mini 85 yg biasa kunaiki, tp PO Deborah (patas AC jurusan Depok-XDeres). dgn agak sedikit ragu2, sambil bus tsb berlalu hampir melewatiku, aku bertanya kpd keneknya, apakah benar tujuan kalideres.. ternyata benar. dan akhirnya aku naik bus tsb. benar2 diluar dugaan. bus yg aku dah ga mau berharap lagi krn sejauh ini ga pernah lewat saat aku tunggu bus pulang kerja, malah nongol. hehe. hujan2 dpt bus AC puji Tuhan bgt d..
akhirnya ga sampe 1 jam aku dah tiba di rumah.. lebih cepat dr biasanya krn ga macet jg.. ^^ setelah selesai beres2, trus makan segala macam.. ak baru cek twitter dkk.. dan ternyataaaaaa.... banyak orang2 yg terjebak macet. temanku yg turun dr kantor barengan, rumahnya di sunter, hampir 3 jam baru sampai rumah.. padahal ak dah mandi n makan segala macam. hehehe.
bener2 praise God bgt.. penyertaan Tuhan bener2 sempurna bgt dan apa yg ga aku pikirkan itu yg Tuhan sediakan untukku.. aku ga panas2an dan pengap di bus 85 yg tak ber-AC, tak kena macet pula, dan sampai di rmh lbh cepat dr biasanya...
sekali lagi yg ingin kukatakan berkali2 hanya "Thanks God".. =)

05 Oktober 2010

Air Garam untuk Menyembuhkan Pilek

Air Garam untuk Menyembuhkan Pilek

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
Foto: thinkstock
Jakarta, Pilek adalah penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Meski dapat sembuh dengan sendirinya, berkumur dengan larutan garam dapat mengatasi gejala-gejala yang menyertainya, seperti batuk dan sakit tenggorokan.

Namun jika tidak ingin terlalu tergantung pada obat-obatan, ada cara untuk meredakan gejala pilek (common cold) seperti batuk, bersin-bersin dan sakit tenggorokan. Bahan yang dibutuhkan sangat sederhana, cukup menggunakan garam dapur saja.

Dikutip dari NY Times, Rabu (29/9/2010), larutan garam dapur bersifat menarik cairan sehingga bisa mengeluarkan kelebihan cairan di daerah tenggorokan yang mengalami radang. Bukan hanya akan mengurangi radang, garam juga akan meredakan rasa sakit yang ditimbulkannya.

Selain itu, larutan garam juga akan mengencerkan lendir maupun dahak yang menyumbat saluran pernapasan. Lendir yang encer akan mudah dikeluarkan, sehingga bisa membawa zat-zat penyebab alergi dan bahkan jamur atau bakteri jika ada infeksi.

Tips tersebut terbukti manjur dalam pengujian acak terhadap 400 penderita pilek di Amerika. Dalam pengamatan selama musim dingin yang berlangsung 60 hari, partisipan yang berkumur dengan larutan garam 3 kali sehari mengalami penurunan gejala infeksi saluran pernapasan atas sebanyak 40 persen.

Penelitian tersebut pernah dipublikasikan dalam terbitan The American Journal of Preventive Medicine pada tahun 2005.

Untuk hasil terbaik, para ahli dari Mayo Clinic menyarankan agar setengah sendok teh dilarutkan dalam secangkir penuh air hangat. Gunakan untuk berkumur selama bebreapa detik sebelum dikeluarkan, lakukan sebanyak 3 kali sehari.

Jika tidak suka dengan rasanya yang terlalu asin, garam bisa diganti dengan lemon atau madu. Khasiatnya sama dan tidak perlu dikeluarkan, bisa langsung ditelan setelah berkumur.


Sumber: detikhealth

Memberi dalam Kekurangan

Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng.
Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya” jawab anak itu.
“Orang tuamu dimana?” tanya Bai Fang Li.
“Saya tidak tahu, ayah ibu saya pemulung. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil” sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu.

Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu Rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis.

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan.
Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesarRMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta Rupiah jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan “Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa.”


Sumber: Bai Fang Li - Memberi dalam Kekurangan

04 Oktober 2010

B.O.S.A.N

Apakah kondisi bekerja dimanapun sama saja?
Berada di 2 tmp yg berbeda awalnya terasa berbeda, tp kenapa yg saat ini aku rasakan sama saja..
Bosan.. Bosan.. Bosan...
Kalau dulu bosan dengan segala rutinitas yg aku kerjakan setiap hari..
Kalau sekarang bosan krn tidak melakukan apapun setiap hari..
Setiap hari hanya menunggu, menunggu, dan menunggu..
Dan tanpa kusadari, aku mulai berpikir bahwa jika terus2an spt ini, otakku bisa berkarat.. Ga kepake terus.. T_T
Jadi terpikir utk melakukan sesuatu yg bisa membuatku berpikir sekaligus menambah income.. Tapi sampai saat ini belum terpikir apa itu.. (⌣́_⌣̀)
Adakah yg bisa memberikanku ide? Aku benar2 tidak tau apa yg aku hrs lakukan...
Ingin rasanya ku mencari sesuatu yg baru.. Tapi mengingat bbrp rencana liburan di dpn, rasanya aku harus mengurungkan niatku tersebut..
Benar2 harus mencari sampingan ni.. Yg bs menggunakan otakku dan memberikanku penghasilan tambahan demi mencapai visiku..
Aku tau aku ada di tmp ini bukan suatu kebetulan.. Klo yg pernah baca ceritanya kurang lbh setahun yg lalu, rasanya aku pernah menceritakan bgmn aku bisa ada di tmp ini.. Tp ternyata setelah dijalani hampir setahun, rasanya ingin aku meninggalkan tmp ini.. ketidak jelasan yg ada.. Ketidak konsistenan yg ada..
Tp aku juga berpikir jika aku memulai sesuatu yg baru lg, apakah aku tidak akan merasakan hal yg sama lagi? Apakah aku bisa mendapatkan kepuasan di sana? Tak ada yg tahu...
Dan pada akhirnya aku hanya bisa menyerahkan semuanya kpd Tuhan yg atas campur tanganNya aku bisa ada di tmp ini, mengenal teman2 di sini, yg membawaku ke dunia yg baru ini..
Semoga kebosanan ini segera berakhir dan kesibukan itu segera datang.. Semoga ide itu juga segera datang... Amin..



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

01 Oktober 2010

Kisah percakapan baby sitter

Berikut adalah pembicaraan yg didengar oleh seorang teman di dlm lift yg dilakukan oleh 2 org baby sitter dari anak2 yg sekolah di lt 5 gedung kantorku...
S1: "ntar siang makan dimana? Makan di foodhall yuk!"
S2: " wah, ga bisa ntar gue makan di Pancious, dah janjian sama si Japra, supir baru nyonya gue."
Temanku: "...."
Setelah itu dia bertanya pada tman kerjanya..
Teman1: "Ntar siang lu makan dmn?"
Teman2: "Ga tau. Paling di warteg sebelah.."
Teman1: "...."
Setelah itu temanku berpikir utk mengupdate cv nya utk melamar jd baby sitter anak2 yg skolah di lt 5..

Ada cerita lain lagi.. Didengar oleh temanku yg lain, masih mengenai baby sitter...
S1: "lebaran kemarin lu pulang kampung ga?"
S2: "ngga ni, gua ikut nyonya gue ke melbourne, goldcoast. Klo lu pulang kampung ga?"
S1: "iye, gue pulang."
S2: "emanknya nyonya lu ga pergi?"
S1: "pergi sih, tp g dah bosen.."
S2: "emank pergi kemana?"
S1: "singapore, malaysia..."
Temanku: "...."

Ada yg berminat mempersiapkan cv utk menjadi baby sitter??? (˘_˘")


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT